18 Sep 2011

Kemacetan dan Struktur Ruang Kota, Apa Hubungannya?

Sangat erat hubungannya, struktur ruang yangg tercipta (pusat dan sub busat) merupakan daerah tarikan,dimana semua fasilitas dan infrastruktur panjangnya berada sehingga memberikan andil pada pergerakan moda transportasi yg sangat banyak. Struktur jalan yang sudah tidak representatif lagi , over kapasiti, ruwas jalan yang semakin berkurang, sistim parkir, pmbagian struktur ruang yang tidak jelas lagi adalah beberapa faktor yang menjadi penyebab ...kemacetan, belum lagi kebijakan pemerintah dibidang LLAJ yangg belum optimal juga memberikan andil, yang bersinergi dgn karakter pengguna jalan yangg masih
 
semaunya. Urban managemen, melalui pembagian struktur ruang yang jelas, harusnya bisa mengurai kemacetan, agar arah pergerakan moda transportasi bs diatur. Perlu juga dipikirkan, bahwa karakter sbagian besar struktur ruang di kota-kota besar di Indonesia adalah linear, belum memusat.


Kemacetan.
Kata ini menjadi momok pada hampir setiap kota besar. Jakarta, Makassar, Surabaya, Bandung, merupakan sederet dari kota-kota yang menghadapi masalah ini. Kadang penduduk sudah habis akal dan kesabaran sehingga fenomena kemacetan dianggap "biasa", lebur dalam konsekuensi untuk hidup di kota.


Sebagai perencana, apakah peran "kita" dalam mendorong terciptanya kondisi ini?
Apakah struktur kota hasil analisis, tukar pendapat, dan kesepakatan berbagai pihak berdasar masukan teknis para perencana pada satu titik malah mengakibatkan kota yang tidak efisien? kota yang padat dan 'tersumbat' pada titik-titik pusat kegiatan. Struktur ruang kota dibuat utk membagi pusat-pusat kegiatan dengan sub pusat, maupun daerah layananny. Jalan sebagai suatu 'garis' penghubung memberikan dorongan adanya pergerakan, kemudian pergerakan itu difasilitasi oleh moda transportasi, semakin besar push dan pull factor dari pusat dan sub pusat kota maka pergerakan ke sana semakin besar, jika moda transportasi tidak sebanding dengan demandnya maka bisa dipastikan akan timbul kemacetan. Jadi kemacetan dan struktur ruang kota sangat erat hubunganny. Sehingga diharapkan ada antisipasi baik lewat kebijakan RDTRK, RUTRK, maupun kerjasama antar lembaga seperti Dishub, DPU dan Bappeda, mulai dari desain, anggaran hingga realisasi fisik, jadi semuanya turut ikut mengawasi. Untuk meredam kemacetan ada tiga aspek utama yang mesti dikontrol. Demand transportasi, supply transportasi dan attitude. Demand transportasi adalah segala macam hal yang mengakibatkan warga memerlukan transportasi, contoh: anaknya bersekolah di sekolah favorit di sisi lain kota, banyaknya mall yang mengakibatkan warga ingin jalan-jalan di sana, kebutuhan untuk berbelanja ke pasar untuk makan sehari-hari. Supply transortasi adalah segala macam hal yang mengijinkan warga untuk bertransportasi (dengan kendaraan tentunya ya), contoh: ketersediaan angkot.


Tidak ada komentar:
Write comments