Apa yang disebut perencanaan kota? Mengapa dibutuhkan perencanaan kota? Dua pertanyaan tersebut merupakan pemahaman mendasar tentang bidang perencanaan kota.
Perencanaan muncul karena dua hal: kesalingterkaitan dan kompleksitas (Levy, 2003). Kesalingterkaitan diilustrasikan dengan keberadaan isu yang satu sama lain saling menunjukkan pengaruh. Perubahan terhadap guna lahan akan menimbulkan masalah terkait pergerakan lalu lintas. Pembangunan rumah tunggal akan menghasilkan dampak yang berbeda apabila dibangun apartemen terhadap penggunaan lahan, pemanfaatan air bersih, dan kondisi lalu lintas.
Keputusan terhadap pemanfaatan lahan untuk mall dan pusat perbelanjaan atau pembangunan perumahan akan menghasilkan perubahan-perubahan terkait dengan harga lahan, harga perumahan, dan penggunaan lahan yang lainnya. Secara keseluruhan, keputusan tersebut menghasilkan dampak terkait kehidupan sosial ekonomi masyarakan yang perlu ditanggapi segera. Perencanaan kota jelas dibutuhkan untuk menganggapi terhadap atanya kesalingterkaitan antarkomponen kota, baik itu fisik, sosial ekonomi, maupun sosial budaya. Dampak sosial budaya, misalnya, muncul dari pembangunan fisik yang menciptakan ruang interaksi bagi masyarakat. Semakin sedikit ruang publik yang disediakan untuk masyarakat menyebabkan kohesi sosial yang rendah.
Kompleksitas muncul karena komunitas di kota tidak hanya menyangkut satu dua kelompok, melainkan sejumlah kelompok dengan kepentingannya yang beragam. Apabila seluruh hubungan sosial tersebut sederhana, seluruh kepentingan akan dengan mudah menemukan titik kesepakatan. Isu-isu perencanaan melibatkan sejumlah kelompok dengan kepentingan yang berbeda dan keputusan tidak dapat diambil secara mudah tanpa mempertimbangkan keseimbangan antarberbagai kepentingan tersebut. Kebutuhan infrastruktur masyarakat perkotaan mempengaruhi pelayanan untuk seluruh warga kota dengan menginvestasikan sejumlah uang yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan dari masyarakat.
Mengapa dibutuhkan perencanaan? Perencanaan dibutuhkan untuk pengaturan pola pertumbuhan untuk mencapai tata guna lahan yang dapat menyeimbangkan kebutuhan warga untuk berbagai aktivitas. Warga kota membutuhkan pola pengembangan yang memungkinkan warga kota akses yang baik terhadap tempat berkumpul, budaya, sekolah, berbelanja, dan fasilitas lain. Perencana kota berkepentingan terhadap lokasi dari fasilitas publik yang disediakan bagi warga kota. Perencana juga berkepentingan terhadap peningkatan kualitas lingkungan. Begitu juga dengan masyarakat yang kurang memperoleh aksesterhadap pekerjaan, perencana perlu memikirkan tentang penyediaan sarana pendidikan yang terjangkau dan akses terhadap tempat bekerja, sekaligus menarik sejumlah perusahaan untuk membuka lapangan kerja di suatu lokasi.
Meskipun perencanaan kota tidak mampu memecahkan seluruh masalah yang timbul, dan memang tidak ditujukan untuk mengatasi berbagai persoalan, perencanaan kota membuka kesempatan bagi warga kota untuk memahami kondisi kotanya pada masa datang dan mencari solusi berupa program-program yang dapat dijalankan bersama. Jarang sekali sebuah perencanaan dapat berhasil tanpa partisipasi warga kota untuk berkomitmen terhadap suatu program yang disepakati dan menjalankannya bersama-sama dengan pemerintah.
--------------------------------------
2008 © Gede Budi Suprayoga
2008 © Gede Budi Suprayoga
Tidak ada komentar:
Write comments